SELAMAT BERKUNJUNG

berita

« »
« »
« »
Get this widget
twitstamp.com

Kamis, 25 Oktober 2012

KOTA SIANTAR

Memperoleh kesempatan untuk tinggal di Pematang Siantar, Sumatera Utara, bagiku sama seperti ketika memperoleh kesempatan tinggal 2 bulan di Paris, atau ketika tinggal 2 tahun di Kuala Lumpur. Setiap tempat pasti memiliki daya tarik dan cerita mereka masing-masing. Yang membedakan adalah Paris dan Kuala Lumpur telah saya kenal (melalui literatur dan bacaan-bacaan) jauh sebelum berangkat kesana, sedangkan Pematang Siantar sungguh suatu tempat yang tidak terbayangkan sebelumnya. Bahkan meskipun hanya mendengar namanya.

Kota yang terletak sekitar 112km dari kota Medan ini adalah kota terbesar kedua di Sumatera Utara. Perjalanan dari Medan menuju Siantar dapat ditempuh dengan mobil ataupun kereta api. Jika menggunakan kereta api, perjalanan menghabiskan waktu sekitar 3,5 jam, sedangkan jika menggunakan mobil membutuhkan waktu sekitar 2,5 sampai 3 jam. Jalanan yang dilalui cukup bagus dan cukup padat, karena merupakan jalanan antar propinsi. Pemandangan sepanjang perjalanan Medan-Siantar berganti-ganti antara kota-kota kecil dan kebun karet serta kebun kelapa sawit. Beberapa kota yang dilewati diantaranya; Lubuk Pakam, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi. Sementara itu Danau Toba yang terletak di Parapat dapat ditempuh dengan mobil selama kurang lebih 45 menit dari Pematang Siantar.

Cuaca di Siantar lebih sejuk dibandingkan Medan. Jika di medan sehari-harinya bersuhu rata-rata 36 derajat celsius, Siantar hanya bersuhu 27 derajat Celsius. Mungkin karena cuacanya yang cukup sejuk, disini banyak terdapat buah-buahan dan sayuran segar. Salah satu yang khas dari siantar adalah buah nenas. Buah ini selalu ada setiap waktu. Disamping itu buah durian pun jarang absen di pasar (masyarakat Sumatera Utara menyebutnya pasar dengan ”pajak”). Kota Siantar memiliki 2 pasar (pajak) besar, yaitu pajak Horas, yang berada tepat di tengah kota, serta pajak Parluasan, yang terletak bersebelahan dengan terminal bus didaerah pinggir kota Siantar.

Memasuki kota Siantar kita bisa memulai wisata kuliner dengan mencicipi hidangan burung goreng di rumah makan Beringin Indah. Letaknya di jalanan poros medan-siantar. Kota Siantar sendiri hanya terdiri dari dua ruas jalan protokol yang bersebelahan, yang satu adalah Jalan Merdeka dan satunya lagi Jalan Sutomo. Di sepanjang kedua jalan itu berjajar pertokoan untuk segala macam kebutuhan. Ada 3 pusat perbelanjaan terbesar, yaitu Ramayana Mall, Suzuya Supermarket yang bersebelahan dengan KFC, serta Siantar Plaza. Kecuali 3 pusat perbelanjaan tersebut, pertokoan di sepanjang jalan itu biasanya sudah tutup pada jam 7 malam. Sementara Siantar Square dan Lapangan H.Adam Malik yang merupakan tempat wisata kuliner di Siantar baru mulai buka mulai pukul 6 sore. Bagi yang berminat mencicipi nasi gurih (mirip nasi uduk jakarta atau nasi lemak malaysia), sate padang, martabak kubang, bandrek, mie aceh, soto medan, roti cane dan makanan-makanan umum lainnya silahkan mengunjungi kedua tempat tersebut. Awalnya saya sempat ”kaget” dengan makanan-makanan disini yang dominan pedas, tapi seperti kata pepatah ”weting tresno jalaran soko kulino”, akhirnya lidah saya mulai terbiasa dengan citarasa pedas tersebut. Bagi yang suka nongkrong dan minum kopi, Kwok Tong merupakan warung kopi yang terkenal dari Siantar yang sudah buka cabang di Medan dan Jakarta.

Di kota Siantar juga terdapat kebun binatang terlengkap di Sumatera Utara. Selain melihat binatang, pengunjung juga bisa berenang atau mencoba flying fox yang tersedia. Terdapat juga sarana permainan bagi anak-anak. Harga tiket masuknya hanya Rp.7.000,- per orang. Kebun binatang ini cukup menarik karena bentuknya yang bertingkat-tingkat, sehingga kita perlu naik-turun tangga untuk mengelilinginya.

Salah satu tempat bersantai bagi warga Siantar adalah taman Kota Siantar. Taman yang letaknya berseberangan dengan Lapangan Merdeka dan Hotel Siantar ini cukup ramai didatangi warga utamanya hari sabtu dan minggu. Disana kita bisa duduk-duduk dibawah pohon dengan tikar yang telah siap untuk disewakan serta menikmati makanan yang banyak dijual disekitar taman. Anak-anak pun bisa bebas bermain dan berlari-larian diantara pepohonan yang teduh.

Ada juga dua tempat pemandian yang terletak tidak begitu jauh dari kota Siantar, yaitu Pemandian Alam Sejuk (PAS) atau biasa disebut Timuran, serta Karang Anyar. Masing-masing dapat ditempuh sekitar 45 menit dan 30 menit dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dari kota Siantar. Keduanya merupakan tempat pemandian dengan sumber mata air tawar yang mengalir sejuk.

Selain suku Batak dan Melayu, di Siantar juga banyak terdapat suku Jawa, orang Cina dan India. Sehari-harinya masyarakat tersebut menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing.

Meskipun jalanan protokol kota Siantar hanya Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka, namun ternyata kota Siantar cukup luas untuk dikelilingi. Banyak jalanan-jalanan kecil yang konturnya berbukit-bukit, serta ada sungai-sungai kecil yang mengalir diantara hutan-hutan kota. Untuk mengelilingi kota Siantar kita bisa menggunakan angkutan kota (angkot) atau becak Siantar. Becak Siantar unik dan berbeda dengan becak-becak yang ada di kota-kota lain di Indonesia. Becak tersebut didesain secara khusus menggunakan motor yang diproduksi pada masa penjajahan Belanda. Selain bunyi motor yang menderu kencang, tempat duduk penumpang yang berayun-ayun juga merupakan ciri khas becak Siantar.

Bila ada waktu mengunjungi kota Siantar jangan lupa mencicipi roti Ganda yang punya selai sarikaya yang nikmat, yang mana didepan tokonya banyak penjual krupuk Siantar yang krupuknya disusun rapi, serta membawa pulang oleh-oleh ting-ting yang terbuat dari kacang dan gula merah.

Sampai jumpa di Siantar!

1 komentar: